Selasa, 23 Agustus 2016

Puisi Karyaku



* Kesedihanku
Kosong. Tanpa kamu aku kosong. Tidak ada lagi yang bersua atau sekedar menyapa kebusukan yang telah lama kita tinggalkan. Rindupun kau hancurkan. Lalu, mengapa aku masih tak mampu menghancurkannya seperti yang kamu lakukan?
Hampa. Tanpa kamu aku hampa. Lama tak bersua menjadikanmu seperti batu dan aku seperti es. Mengeras. Tumbuh keras. Memenangkan ego dalam diri masing-masing. Haruskah aku merasa kehilangan?
Kutunggu kau di teras rumahku. Lama tak jua datang. Lagi. Aku masih terus menunggu. Entah apalagi yang kutunggu. Menunggu kebodohan? Kamu bodoh! Kamu bodoh! Teriakan itu jelas terdengar di telingaku. Nyata. Semakin jelas saat kau melewatiku tanpa sapa, seolah kita bukanlah apa-apa. Seolah kita tidak pernah punya cerita. Seolah, semuanya baik-baik saja. Andai saja meninggalkanmu adalah hal yang mudah, mungkin sudah kutinggalkan kau lebih dulu. Hanya saja, hatiku berkata; tunggu dan otak berpikir keras untuk menyusun cara agar aku terus berjalan. Mana yang kupilih? Jelas; perempuan akan memilih mendengarkan hati. Lalu kemudian berharap dan kecewa lagi.
Kita adalah sama. Sama-sama saling memenangkan keegoan dalam diri. Entah apa yang terjadi denganmu. Hingga kita kehilangan kata, mungkinkah kau kehilangan rasa? Jika iya, mengapa aku tidak?
Jika menurutmu cinta adalah kata; maka mungkin kini cintamu telah hilang; sejalan dengan hilangnya kata-katamu. Tetapi bagiku cinta adalah percaya, maka ada ataupun tidaknya kamu menyapa, aku hanya mampu percaya. Percaya bahwa kamu tidak akan mengecewakanku. Percaya bahwa kamu tidak macam-macam; seperti yang kamu katakana sebelumnya. Percaya bahwa kamu tetap menjadi kamu, meski kita tak lagi saling menyapa.
Kita memulainya tanpa kata. Jika kamu hilang dan ini berakhirpun; biarkan tanpa kata. Biar sesak ini aku yang selesaikan. Biar sakit hati ini aku yang selesaikan. Biar kekecewaan ini aku yang selesaikan—pula. Meski di sini aku hampa. Kosong, tanpa kamu.
Dariku,
Untukmu.
Selamat senja, salam,
Kesedihanku.
-Rasyiqah

 * Kamu


Kamu
Kedatanganmu menciptakan sebuah lembaran baru, melenyapkan tabir gelap dengan menciptakan alunan melodi yang menemani dikala terang, dan memanjakan dikala malam.
Itulah pertemuan antara dua sosok yang beradu menjadi satu, antara dua rantai yang bersatu padu.
Meluluhlantahkan tembok pencakar langit penuh keraguan akan kepercayaan yang timbul karena kesakitan dimasa lalu.
Dari seutas tawa, ia mengikat jiwa dengan penuh kebahagiaan tersembunyi dalam kotak Pandora penuh rahasia.
Itulah kolaborasi sempurna antara dinginnya malam menuju embun pagi yang diiringi sentuhan basah pada rerumputan di lading, begitu tenang dan nyaman.
Seperti itulah dia, berdiri tegas berdampingan mengukuhkan cinta melawan keegoisan takdir akan keputusasaan dan ketidakpastian.
Dia adalah sesosok matahari terbit yang mencintai terangnya cahaya kehidupan dalam keharmonian alam, menjadi berkat yang begitu indah.
Melihat secarik senyummu terasa seperti hujan mencintai tetesan airnya, bulan mencintai langit malamnya, dan memelukmu adalah seperti melihat dedaunan tumbuh penuh kemesraan terlindungi rasa prihatin yang berasal dari kesabaran yang begitu dalam tak tertahankan.
Akhir kata, aku hanya bisa berharap, jika aku diberikan kesempatan oleh sang kuasa, berikan aku kesempatan untuk terus menemanimu dalam hangatnya suasana tawa, ataupun dalam derasnya air mata.
-Rasyiqah

* Rindu
 

Jakarta, malam ini.

Terasa dingin dan sunyi, seperti dirimu, yang selalu begitu.
Tercium sangat bau-bau petrichor yang khas sehabis hujan.
Tercium pula, bau tidak sedap berasal dari relung hatiku.
Relung hati yang terdapat banyak sekali rindu yang mulai membusuk seiring berjalannya waktu.
Hanya saja, kamu tidak terlalu peduli dengan rasa rinduku ini.
Tidak.
Kamu tidak akan peduli dengan semua yang terpaut dengan diriku.
Karena menurutmu, aku hanya segelintir angin yang berusaha menerobos tubuhmu untuk masuk ke dalamnya.
Kurasa begitu.
-Rasyiqah

* Kagum
 

Aku yang mengagumimu di antara asa dan harapanmu
Terlalu jauh kurasa antara ego bisa memilikimu
Kulihat antusiasmu tentang duniamu itu sangat serius
Mengalahkan keseriusanku untuk menjadi prioritasmu
Mimpi itu layak bukan?
Dan aku berharap terlalu berlebih
Kita belum bertemu, rasanya masih fana dan tak mungkin lelaki luar biasa sepertimu bisa ada di sampingku
Kita dekat. Namun rasanya jarak kita sangat jauh, dan asa
Kita berbeda. Bahkan saat keraguan itu datang aku tak peduli
Aku mengagumi sosokmu
Mungkin, hanya aku saja yang membawa perasaan ini terlalu dalam
Tinggal tunggu saja aku tenggelam
Sebenarnya aku tak ingin mengganggu hidupmu
Kehidupanmu lebih baik daripada hidupku
Ah sampai kapan aku menggila dengan diriku sendiri. Jika kau tau semuanya, jaminannya adalah aku akan kehilanganmu
Sapamu itu sungguh membuat aku lupa diri
Bahwa kita ini fana, maya dan sangat jauh
Biarlah kita tertawa bersama di fana
Terimakasih telah peduli dan mengenalkanku pada sosok hebat yang selalu aku kagumi.
-Rasyiqah

Jumat, 22 Juli 2016

QUOTES OF RAS

Dia yang mencintaimu secara terang-terangan saja kamu abaikan. Apalagi aku, yang mencintaimu secara diam-diam. -R

A chance to change my lonely world. -R

Dan sekarang aku sudah merelakan setengah hatiku terbawa bersamanya. Diiringi hembusan angin masa lalu yang mengantarkannya pergi bersama setengah hatiku itu. -R

Sori ya, bukannya aku sombong. Tetapi, di sini, aku cuman pengin kasih tau, kamu boleh pergi. Dan bawa saja, sepotong hatiku yang masih tertinggal. Aku tidak membutuhkannya lagi. Aku juga sudah enggak mau lagi ke kamu. Aku mau ke dia. -R

Hai lagi, sahabat, aku mencintaimu. Kau tahu? -R

Baiklah. Aku akan lebih bersabar dan menikmati saat-saat indah di sisimu. Aku akan menunggu saatnya alam mempermainkan kita; menyatukan kita atau memisahkan kita. -R

Sudah cukup. Tak akan lagi aku menunggumu. Tak akan ada lagi cerita-cerita indahku tentang dirimu. Aku sudah jera. Aku sudah menyerah. -R

Senyumku mengiring kepergianmu. -R

Percuma kalau kita melihat langit yang sama, namun tidak memiliki perasaan yang sama. Itu tidak adil. -R

Kamu seperti kota Jogjakarta pukul tiga pagi. Tenang dan sunyi namun lebih sering dingin. -R

Aku sudah melihat jutaan senja, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang lebih indah daripada ketika kamu memelukku sebagai sore yang sederhana. -R

I try to sleep early, but I can't. My brain and my heart always scream your name every second. -R

There are not happy endings. Endings are the saddest part. So just give me a happy middle. And a every happy start. -R

You're just like a song who's always repeat in my heads when I'll take my time to sleep. -R


Wa Ode Rasyiqah Aelaputri

Halo! Namaku Wa Ode Rasyiqah Aelaputri. Kalau buat orang-orang terdekat sih biasanya manggil Putri atau Uti, tapi buat orang yang baru perta...